Pernah dengar dongeng pangeran katak? Cerita tentang Pangeran yang dirubah penyihir menjadi katak.
Lalu untuk melepaskan kutukan itu Ia harus dicium oleh seorang Putri. Di sisi lain ada Putri yang ingin menikahi pangeran tampan namun tak kunjung tiba. Terdapat suatu makna dari cerita itu yang cukup dalam ..
Sebut saja seorang Putri itu memiliki keinginan, sebagai tantangannya Ia harus mencium katak yang berlendir, buruk rupa dan segala hal yang berkonotasi negatif lainnya.
Sekarang kita analogikan katak sebagai sikap negatif kita terhadap tantangan yang ada.
Sesuatu yang memberi jeda antara Anda dan keinginan Anda.
Sesuatu yg menghambat anda untuk mencapai apa yang anda inginkan.
Dan sesuatu yang membuat anda takut, bimbang, serta gelisah dalam usaha meraih apa yang anda inginkan.
Akan tetapi, sekali lagi mau tidak mau tugas Anda sebagai Putri adalah mencium katak tersebut. Karena tidak ada pilihan lain selain mencoba hal itu. Lantas persoalannya bagaimana cara agar Anda mau mencium katak tersebut?
Pertama, bayangkanlah pangeran tampan. Sang Putri tidak mengawali dongeng dengan bermimpi menikahi siapa saja yang melamarnya. Dia mengawali dengan gagasan yang jelas bahwa saya ingin menikahi seorang pria tampan yang ideal dengan dirinya dalam segala aspek .
Pelajaran yang dapat kita ambil adalah Anda harus bisa mendefinisikan dengan jelas apa yang anda mau. Idealnya seperti apa?
Contoh: bayangkan anda memiliki semua waktu, uang, teman dan jaringan untuk melakukan/memiliki/menjadi apapun. Apabila situasi ini yang anda alami, apakah yang akan anda lakukan dengan hidup anda?
Setelah anda menemukan bayangan pangeran ideal menurut versi anda. Buatlah rancangan strategi bagaimana menemukan dunia ideal anda.
Bayangkan bagaimana Anda bisa sampai disana, jalan mana yang Anda tempuh untuk menemukan pangeran.
Ketika putri cantik diminta mencium katak yang basah, berlendir, dingin, dan buruk rupa, dia harus mengambil keputusan.
Ini titik kritisnya...
Dia bisa saja memilih bertahan dengan keadaannya saat ini (sendirian dan tidak bahagia) atau mencoba peruntungannya dengan katak tersebut, meski tanpa jaminan apapun!
Kita semua memiliki katak yang harus kita cium, bahkan kadang beberapa katak. katak-katak di kehidupan anda bisa jadi adalah orang-orang, mungkin juga pengalaman masa lalu yang negatif atau bahkan masalah-masalah yang anda hadapi saat ini, bisa jadi juga kepercayaan dan kebimbangan yang membatasi diri anda.
Beberapa katak merupakan resiko dan komitmen yang harus Anda buat apabila ingin membebaskan diri dan melangkah maju.
Langkah kedua untuk mencium katak adalah menerima keadaan. Tolong bedakan fakta dan masalah, atau bisa juga kita sebut takdir dan masalah. Fakta atau takdir merupakan sesuatu yang sudah terjadi. sedangkan masalah merupakan sesuatu yang harus dihadapi dan belum terjadi.
Dalam menerima keadaan, Anda harus bisa menatap katak Anda.
Tentukan dengan jelas situasi apa yang membuat anda khawatir
Tentukan akibat terburuk yang mungkin terjadi dari keadaan tersebut.
Putuskan untuk menerima resiko terburuk seandainya itu yang terjadi.
Karena sebagian besar stress muncul akibat penolakan untuk mengenali dan menerima hasil terburuk yang mungkin terjadi.
Apabila resiko terburuk nyatanya hadir, segeralah perbaiki agar kerusakannya tidak menyebar dan merugikan anda lebih banyak.
Take a Risk and be Responsible with the choice Part I
11:05 PM
berpikir positif
,
Leadership
,
mind
,
positif
,
resiko
,
risk
,
School of Leadership
,
tanggung jawab
Edit
0 comments:
Post a Comment