Selamat pagi.
Seberapa positifkah teman-teman dalam melihat sesuatu? Apakah lebih sering melihat peluang atau hambatan?
Ada cerita menarik dari David Copperider yang menemukan teknik appreciative inquiry. Ketika kita melihat bahwa realitas itu tantangan dan bukan menganggap itu masalah maka kita cenderung lebih produktif. Kita perlu mengalihkan Fokus kepada apa yang bisa dilakukan untuk mencapai apa yang di inginkan dan bukan fokus kepada kemungkinan ancaman ataupun kelemahan.
Sekarang kita perbandingkan dengan cerita Martin Seligman. Beliau pernah meneliti kenapa seseorang menjadi tidak berdaya. Ternyata mereka tidak berdaya karena merasa kegagalan itu tidak bisa dirubah dan itu berasal diluar saya. Misalkan: Saya telat gara-gara pasteur itu macet parah dan sampai kapan pun akan seperti itu. Sehingga Ia tidak berdaya terhadap kemacetan di pasteur.
Coba tengok antitesis dari ketidakberdayaan alias optimisme. Orang-orang optimis menjelaskan realitas sebagai sesuatu akibat kekurangan diri dan menganggap realitas tersebut bisa dirubah, Misalkan: kemaren lewat pasteur macet, salah saya juga lewat ketika jam macet. Oke berarti besok Saya akan mencari jalan lain di google maps/waze.
Bagaimanapun kesulitan hidup yang menimpa kita, kita harus senantiasa optimis bahwa ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk membuat situasi menjadi lebih baik. Terus perbaiki diri dan percaya keadaan atau ketidaknyamanan ini bisa dirubah. Perbanyaklah usaha dan doa. Sebagaimana janji Allah SWT dibalik kesulitan akan selalu ada kemudahan.
Berpikir Positif
9:56 PM
berpikir positif
,
development
,
inspirasi
,
inspiratif
,
Leadership
,
positif
,
School of Leadership
,
self development
Edit
0 comments:
Post a Comment